Minggu, 27 April 2014

AKU INGIN MATI SEPERTI INI

Sabtu, 27 April 2014 / 19 : 09






                                                     AKU INGIN MATI SEPERTI INI



Penaku masih duduk di tepian buku
Menanti sang tuan menggoreskan sesuatu
Ingin sekali ditulisnya sebuah tanya untuk dua Malaikat di kanan kiri
Siapa yang paling sibuk hari ini ...
Dari itu penaku jadi bisu, menyaksikan tuannya Yang lebih bisu menonton dosa di layar dinding..

Berasal dari hati yang dahaga
Sajak-sajak dengan deras mengisi baris-baris buku tak berdosa
Dari mata yang ingin membuta dari dunia dengan segala godanya
Tetes-tetes tinta mengalir dengan sejujurnya
Menitipkan segala derita dan harapan tanpa suara
Menitipkan sesal-sesal yang mengurung hati dalam karat-karat bui

Dimana harus didapat lagi
Jiwa yang suci penenang hati
Jika kotornya babi sudah tersaingi dosa sendiri
Suara sanjung dan puji terdengar menjijikkan sekali
Jika hati sedang dirundung sepi menghakimi diri

Malu .. malu sekali
Seperti sedang ditelanjangi
Kenapa aku tak terlahir jadi malaikat saja
Yang punya sayap indah, terus bertasbih walau tak pernah berdosa
Lemahnya aku sekarang ...
Lebih lemah dari nyamuk yang barusan hinggap menghisap darah yang kotor
Lebih lemah dari seekor cicak di langit-langit atap yang sedari tadi seperti mengawasi

Dua menit pergi dari jam dua pagi
Hujan masih deras di luar sana
Diam-diam hati berdiskusi tenang sekali
Mengembalikan akal sehat yang sudah terlalu frustasi
Membisiki bahwa aku bukan malaikat yang menawan
Manusia tetaplah manusia
Manusia dan malaikat bukan dibedakan dari sayapnya, biar Tuhan saja yang menilai, begitu bisiknya.
Kubangunkan pikiranku pelan-pelan
Aku baru sadar, ternyata aku suka sekali merenung

Hujan belum juga reda
Aku sentuh saja, kubasuhkan pada muka lalu Kujadikan dia air suci
Aku ruku', aku sujud
Mengemis belas kasih dan peluk hangat sang Rabbi
Meminta air mata biar gersangnya hati disiram gerimis lagi menyesali dosa

Senormalnya aku akan menjadi tua
Ditelan jaman dan masa yang tak bertatakrama
Aku ingin mati seperti ini
Pergi bersama butir-butir do'a
Pergi bersama ruku' dan sujudku
Bersama nafas-nafas malam yang sedang memuji-Nya ...

By : Arief Darmawan
Di poskan oleh : Teddy Silvanus
#TsL_P09


0 komentar:

Posting Komentar