Jum'at, 24 Oktober 2014
RUMAH DI UJUNG JALAN
Di bawah rindang hijau
Dalam kerumunan warna-warni
Rerumputan pendek beberapa menggelitik
Desah misterius menina bobo
Menghanyutkan dalam damai hati
Di lain sisi mencekam
Diam-diam menatap wajah polos pulas itu
Aku tahu pernah mengenalnya
Tiada berubah diri dari si mungil dalam memori
Dan aku mulai mengerti
Kau hanya, masih manusia biasa
Lantas hati ini bak berlompatan
Mendapati seberapa sempurna dirimu
Pernah kulihat mereka berbondong-bondong mencoba meraihmu
Histeris jerat-jeritnya ketika kau lewat
Dan aku hanya terdiam
Berusaha bertahan jauh di sini berdesak-desakkan
Mencoba menatapmu namun terhalang
Dan kau terus berlalu
Semakin pudar bayang samar itu
Tahukah seberapa takut kehilangan jejakmu
Dan bayang itu mulai terkalikan oleh lampu-lampu kaya warna
Sambil menenteng gitar, aksi sang jawara menggetarkan hati
Tapi aku hanya tersenyum kecil dari sini
Bangga betapa kau di level berbeda
Hingga kusadari mereka mulai melompat-lompat
Menghalangi pandangan
Menutup bayangmu
Dan lihat dirimu kini pulas
Mungkin lelah
Diam-diam senyumku muncul tanpa diminta
Memang sempat gentar hati
Mungkin saja kesempurnaan itu ‘kan memisahkan kita
Hingga kini jelas semua
Tidak lebih dirimu dari sekedar temanku, cintaku
Lantas lirih kubisikkan, “I love you.”
Lantas dalam genggam rapuh itu
Kuselipkan memo kecil tak berlabel harga
Harap sederhana seseorang yang terlupakan
Suatu saat jika kau memang harus pergi
Sekiranya ingat selalu ada rumah di ujung jalan pulangmu
Oleh : Nikma C.S.
Diposkan oleh : Teddy Silvanus
#TsL_P09
0 komentar:
Posting Komentar