Selasa, 05 Agustus 2014
KUMPULAN TEMBANG KATA
aku sang kelana
berjalan menuju jejak sisa-sisa debu jalanan.
melekat tiada tersundat.
kotor tak mampu lagi tersirami.
panas dan hujan
teman setia dalam langkah kuberpijak..
mendung ialah atap tempat ku bernaung..
mungkin tak wajar
namun jiwaku belajar dari perihnya kehidupan..
oh..inikah mungkin sudah takdir dari diri seorang sang kelana..
hingga baju satu pun melekat di badan...
hari pun semakin senja.
dan malam pun kini mulai tiba..
kucoba bertepi namun aku tak berarti bagi mereka...
dengan renta tubuh yang lusuh.
terpandang kotor layaknya anak jalanan..
aku rela jiwa ikhlas..
karna sesungguhnya ini bukan inginku..
terkadang aku marah terhadap takdir..
ohh tuhan...andai kata hidup ini dapat kupilih.
mungkin aku memilih bahagia seperti mereka.
yang hidup serba berkecukupan.
tidak seperti nasib ini yang hanya berharap belas kasihan dari mereka yang berkecukupan..
andai tuhan menyayangi mengapa di setiap ku dengar takbir sang fitri aku menangis...
namun air mataku bukan karna menyesali hidup atau takdir.
akan tetapi tangisan ini adalah kebahagiaan yang tiada terkira
terima kasih tuhan karna engkaulah.
aku bisa bernafas hingga di bulan ramadhan ini..
dan karna engkau pula tangisanku
bercampur bahagia..
bahagia dalam hidup yg begitu berarti untuk beribadah kepada mu.dan kaum umat mu.
Oleh : Goresan-Hati-Sang-Penyair
Kiriman : Putra Kamdal
Diposkan oleh : Teddy Silvanus
#TsL_P09
0 komentar:
Posting Komentar