Selasa, 03 Februari 2015
JIWA AYAH
Dera deru mobil di setiap pagi mengingatkanku
Jiwaku melayang dan melambung
Ku menapaki awan yang bergelombang
Ku lihat di atas yang semakin jauh
Keterawanganku menembus langit-langit kelabu
Dia..
Dia berdiri dan tersenyum
Tersenyum untuk melihatku tersenyum
Dengan sayatan hati yang sakit dan menyiksa
Dia masih tetap kekar dan berdiri
Ingin ku raih tangannya yang legam
Rasanya tapi seperti angin
Dia mengucap namun terasa di relung hati
Di hati mendengung keras suaranya
Bahwa dialah ayahku
Suara itu semakin menggempar
Namun dia semakin samar-samar berkabut
Lelaki itu bersembunyi di balik gelombang awan
Dan tiba-tiba mataku terbenam terbawa meteor-meteor magnet
Kubuka mataku perlahan dan mulai melangkah
Terlihat keranda hijau berurai air mata di sekelilingnya
Kubuka dan kulihat wajahnya
Indahnya melebihi wajah yang ada di mimpiku
Ku rangkul dan terisak menderu
Dan semua itu baru kusadari pagi ini
Sampai tiba dia akan kembali
Dan tidur selama-lamanya di bawah tanah
Dan aku akan hidup sendiri tanpa jiwa seorang ayahku yang mulya
Oleh : Risma Dwi
Diposkan oleh : Teddy Silvanus
#TsL_P09
0 komentar:
Posting Komentar