Selasa, 07 Juli 2015
Cerpen Cinta Gara-gara HP n Nafsu
GARA-GARA HAPE DAN NAFSU
Sebuah HaPe tipe N 1600 berwarna hitam abu-abu melekat di tanganku. HaPe itulah yang membawaku masuk kedalam sebuah sandiwara yang sangat konyol. Ku perankan sosok Salsa dalam sandiwara itu untuk masuk ke dalam kehidupanmu.
“Assalamualaikum... Bagaimana kabarnya, Dan?” Sebuah sms pembuka sandiwara telah terkirim ke ponsel Daniel. Selang beberapa menit, Hp-ku bergetar, nampaknya balasan dari Daniel sudah masuk ke Hp-ku. Segera ku buka pesan itu.“ Waalaikumsalam... saya baik-baik saja, Btw ini siapa ya?” Balasnya singkat.“ Aku Salsabila Marwa Saidah, aku temennya Mega, teman SD kamu dulu !” Oh iya, salam kenal ya !” Balasku.
Dari situlah sandiwara antara aku dan Daniel dimulai. Memang awalnya Daniel tak percaya begitu saja dengan orang baru sepertiku. Dia memang orang yang susah untuk mempercayai sesuatu yang belum dia ketahui pasti. Namun, pada akhirnya, selang beberapa bulan dia percaya dengan permainan sandiwaraku ini.
Salsa adalah tokoh yang aku masukkan dalam sandiwara ini dengan sejuta penderitaan yang di pikulnya. Dia mengidap sebuah penyakit yang berbahaya dan mematikan, penyakit itu adalah penyakit kanker. Aku sengaja memasukkan tokoh seperti Salsa ke dalam kehidupan Daniel karena aku yakin dengan cara itu Daniel bisa memberikan segala perhatiannya kepada seorang Salsa.
Setiap hari aku harus memerankan seorang Salsa dalam permainan ini. Sesungguhnya aku tidak mau melakukan sandiwara ini, karena sandiwara ini sangat konyol bagiku. Tapi... kalau aku tidak melakukan semua ini, maka Daniel tidak akan pernah perduli denganku dan mungkin aku tidak akan pernah mendapatkan secuil perhatian darinya.
Setiap pagi, siang dan malam, HP ku tak henti-hentinya bergetar. Pesan dari Daniel selalu ada di Hp-ku. Entah itu cuman sekedar basa-basi, ngegombal bahkan curhatan tentang kisah cintanya, semuanya dia ceritakan pada sosok Salsa. Seneng rasanya bisa saling berbagi cerita dengannya. Seorang Salsa pun juga seperti itu. Setiap hari dan setiap jam apa yang dia alami selalu ia ceritakan dan ia laporkan pada Daniel.
Tak jarang Salsa sering mengeluh tentang penyakitnya pada Daniel. Daniel pun tak bosan-bosan mengingatkan Salsa agar rajin meminum obat dan selalu memotivasi Salsa agar Salsa tidak mudah patah semangat untuk menalani hidup ini. Sungguh, perhatian seperti ini belum pernah aku dapatkan dari seorang Salsa. “Dan, sakit Dan, aku sudah nggak kuat lagi Dan !” kata-kata itu sering aku ucapkan pada Daniel. Daniel pun segera menelfonku, dan menyuruhku meminum obat penahan rasa sakitnya. Sungguh dia begitu perhatian pada Salsa, memang dia pantas untuk mendapat julukan sebagai My Guardian Angel.
***
Setelah sebulan sandiwara ini berjalan, Daniel masih bisa bertahan dengan seseorang yang bernama Salsa. Dia masih sangat setia menemani hari-hari terakhir Salsa. Hingga pada saat akan menghadapi ujian pun Daniel masih setia mengingatkan Salsa untuk rajin belajar dan istirahat cukup. Dia mengingkan Salsa bisa menjadi juara kelas, walaupun Salsa memepunyai penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan.
***
Seminggu telah berlalu. Daniel mencoba mengirimkan sebuah pesan pada Salsa. Ia ingin mengetahui bagaimana kabar Salsa. Karena ia telah hampir seminggu tidak berhubungan dengan Salsa. Namun, tak sekalipun Salsa membalas dan merespon pesan dari Daniel. Berkali-kali Daniel mengirimkan pesan pada Salsa, namun tetap saja tak ada sekalipun pesan yang masuk ke HP-nya dari Salsa. Daniel pun semakin khawatir dan menduga-duga, jangan-jangan Salsa tidak membalas sms-nya karena penyakitnya yang sedang kumat dan di rawat di Rumah Sakit. Daniel tak tahu ia harus berbuat apa agar ia bisa mendapatkan kabar terkini tentang Salsa.
***
Keesokan harinya di sekolah, aku mendengar Daniel cerita pada sahabatnya Virgi tentang Salsa. Namun, Virgi justru memberikan respon yang biasa saja, dia justru mengatakan “ loe itu nyadar nggak sih Dan, gue yakin loe itu cuman di bohongi dan dipermainkan sama seseorang saja. Percaya sama gue Dan!” tapi, Daniel justru marah-marah pada Virgi karena sahabatnya tidak bisa merasakan kecemasannya. Aku senang melihat Daniel lebih percaya padaku (sosok Salsa) dari pada sahabatnya. Kemudian tiba-tiba sebersit suara masuk ke telingaku. “ Ngapain kamu senyum-senyum sendiri Sa’?” tegurnya padaku. “ nggak pa-pa Dan, biasa aku memang agak lagi nebleng hari ini.” Balasku singkat. Daniel pun kemudian berlalu begitu saja dari hadapanku. Dia memang terlihat khawatir dan cemas. “ Maafin aku Dan, sebenarnya aku nggak mau ngelakuin ini, tapi memang semua ini aku lakukan karena aku ingin selalu dekat denganmu. Aku memang sengaja menghilangkan sosok Salsa secara tiba-tiba dari hidupmu, karena aku juga ingin tahu seberapa khawatirkah kamukalau kamu kehilangan seorang teman seperti Salsa.” Batinku dalam hati.
***
Setahun telah berlalu. Kini Salsa memang tidak pernah lagi muncul dalam kehidupan Daniel. Namun bukan berarti sandiwara itu telah selesai. Kini saatnya aku memasukkan tokoh baru di hidupnya. Dia adalah Amanda Dwi Pratiwi. Kali ini amanda akan ku mainkan dengan peran sebagai seorang anak yang liar, dan kurang kasih sayang dari kedua orang tuanya. Amanda adalah seorang gadis yang sangat tomboy namun dia juga anak orang kaya. Kesehriannya setiap hari selalu bermain balap-balapan bersama dengan teman-temannya di jalan Lingkar Timur. Permulaan Amanda aku masukkan dalam kehidupan Daniel juga sama seperti sewaktu aku memesukkan Salsa dalam hidupnya. Namun, kali ini agak berbeda. Daniel menganggap bahwa Amanda bukanlah Amanda , tapi Amanda adalah Salsa yang dulu pernah menghilang dari hidupnya karena penyakit kanker. Sebisa mungkin akhirnya aku harus bisa meyakinkan Daniel, kalau Amanda adalah Amanda, bukan Salsa.
Berhasil..... setelah segala usaha yang aku lakukan, akhirnya Daniel percaya juga bahwa Amanda adalah Amanda, bukan Salsa. Sandiwara pun akhirnya berjalan kembali. Tapi kali ini ada suasana yang agak berbeda. Kali ini bukan Daniel yang selalu mengingatkan untuk melakukan sesuatu, namun Amandalah yang selalu mengingatkan Daniel untuk selalu sholat tepat pada waktunya. Setiap Isya’ Amanda tak pernah lupa mengirimkan sms untuk Daniel, “ Dan, jangan lupa ya sholat, doakan teman kamu dulu biar dia cepat sembuh.!” Atau kalau bukan kata-kata seperti itu Amanda selalu mengingatkan dengan sms yang berisi “ Dan, sudah sholat Isya’ belum, buruan sholat Isya’, futsalnya nanti setelah sholat Isya’ ! kata-kata semacam itu yang sering Amanda gunakan untuk mengingatkan Daniel agar tidak mala sholat Isya’.
***
Tak terasa ternyata hubungan antara Daniel dan Amanda telah memasuki satu tahun. Tepat di tanggal 11 September hubungan antara Daniel dan Amanda genap satu tahun. Sungguh rasanya tak percaya bahwa sandiwaraku slama ini berhasil. Namun, tiba-tiba ditengah kebahagiaanku saat itu, ada sebuah pesan yang masuk ke ponselku, pesan itu mengatakan “ cepat kamu ngaku sebenarnya kamu itu siapa ! kalau kamu tidak kunjung mengakui siapa kamu yang sebenarnya, maka kamu akan aku cari sampai aku tahu siapa orang yang telah merusak hubunganku dengan Daniel.” Sebuah pesan dari Mita, pacar Daniel yang baru kemarin Daniel putuskan. Nampaknya Mita tidak terima kalau dia putus dari Daniel. Aku pun bingung, aku harus melakukan apa. Keesokan harinya aku certitakan pada sahabat-sahabatku tentang sms dari Mita. “ Mendingan kamu akhiri saja sandiwara kamu ini Nis, dari pada nanti Mita sendiri yang tahu kalau sebenarnya Amanda itu kamu !” Ujar sahabatku. “ Tapi San, aku nggak yakin apa nanti Mita bisa terima dengan semua ini?” Keluhku. “ Kalu kamu berani berbuat, sekarang kenapa kamu tidak berani untuk bertanggung jawab Nisa’? Sudahlah kamu ngaku saja, sebelum semuanya terlambat !” Tambah Sandy sahabatku.
Di rumah aku lebih sering murung. Aku bingung apakah aku memang harus benar-benar mengakhiri sandiwara ini. Akhirnya setelah hatiku tenang, aku kirimkan sebuah pesan ke nomor Daniel. Dengan berat hati aku harus mengetik satu per satu huruf di HP-ku. “ Dan, aku mau jujur tentang satu hal sama kamu, tapi kamu janji jangan marah sama aku ya !” kataku. Dengan cepat Daniel membalas pesan dariku “ iya.... katakan saja kamu mau bilang apa?” “ jadi gini Dan, selama ini Salsa=Amanda=Nisa’. “ balasku dengan cucuran air mata, karena aku masih belum siap unutuk kehilangan Daniel dari hidupku. “ Oh.... Terima kasih atas kejujurannya dan jangan pernah ganggu hidupku lagi. Terimakasih atas sandiwara yang kau berikan untukku.” Balas Daniel dengan penuh rasa kecewa. “ Tapi Dan, tolong maafin aku, aku tahu kamu pasti berat untuk memaafkanku, tapi tolonglah maafkan aku kali ini, pliss....!” Balasku dengan cepat. “ iya aku maafin kamu, tapi jangan ganggu hidupku lagi.!” Balasnya singkat.
Sungguh, seketika aku hanya bisa terdiam sambil meneteskan air mata penuh penyesalan.
Keesokan harinya di sekolah tiba-tiba sebuah tamparan melayang ke arah pipiku. “apa maksud kamu Mit?” tukasku. “ kamu sudah merusak hubunganku dengan Daniel, sekarang kamu puas.!” Shut Mita. “ Yah aku puas karena aku sudah berhasil merusak hubungan kamu dengan Daniel, karena aku memang tidak mau melihat Daniel mendapatkan pacar murahan sepertimu.!” Ucapku lantang sambil memegang pipi kananku yang habis ditampar Mita. Tiba-tiba tangan Mita memegang kepalaku dan menarik dengan kasar rambut panjangku. “ apa-apaan sih kamu Mit, lepasin !” Kataku sambil meraih rambut Mita juga.
Pertikaian pun terjadi. Melihat pertengkaran itu Daniel langsung menghampiri dan melerai kami. Maafkan , aku nggak bermaksud melakukan semua ini. Tapa menghiraukan kata-kataku Daniel langsung berlalu dari hadapanku.
***
Setelah semua itu. Hampir 5 bulan aku tidak emnemui Daniel. Dan secara tidak sengaja aku bertemu dengan Daniel di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Aku langsung menghampirinya. “amu masih ingat sama aku kan Dan.” Ujarku. “ Iya, aku masih ingat sama kamu !” jawabnya singkat. “kamu gimana Dan?” Kataku basa-basi. “ seperti yang kamu lihat aku baik-baik saja, bagaimana dengan kamu?” balasnya “ aku juga baik-baik saja, makasih ya Dan ternyata sekarang kamu sudah tidak marah lagi sama aku.” Balasku.
Kami pun akhirnya mampir ke restoran di mal itu. Kita berbincang-bincang banyak tentang kehidupan kita masing-masing. Sungguh hatiku sangat senang, ternyata Daniel adalah seorang lelaki yang pemaaf dan pendendam. Dia memang masih pantas mendapatkan julukan My Guardian Angel. Memang awal aku bertemu dengannya aku merasa sangat bersalah padanya. Namun Daniel berusaha menghilangkan rasa canggung dari hatiku. Dan akhirnya kami pun bisa kembali lagi seperti sedia kala menjadi sahabat yang saling berbagi satu sama lain. Bahkan kali ini, persahabatan kami jauh lebih bahagia dari pada dahulu. “ Terima kasih Dan, aku janji aku tidak akan lagi membuatmu kecewa dengan segala tingkah laku konyolku. Aku akan hadir dalam kehidupanmu sebagai diriku sendiri, bukan sebagai tokoh Salsa ataupun Amanda yang pernah aku mainkan dulu. Aku benar-benar tidak ingin membuatmu kecewa. Kaulah sahabat terbaikku sekaligus My Guardian Angelku.”
Oleh : Isfiyatush Shofi
Diposkan oleh : Teddy Silvanus
0 komentar:
Posting Komentar